Tikus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tikus
Rentang fosil: Burdigalium – sekarang[1]
Apodemus sylvaticus
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Superfamili:
Famili:
Muridae

Illiger, 1811
Genus tipe
Mus
Linnaeus, 1758
Subfamili

Tikus adalah salah satu famili dalam ordo Rodentia (hewan pengerat) dengan lebih dari 1000 spesies. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.

Habitat dan Penyebaran[sunting | sunting sumber]

Tikus ditemukan hampir diseluruh belahan dunia, meskipun banyak subfamili hanya bisa ditemukan di daerah tertentu. Tikus tidak ditemukan di Antartika atau pada banyak pulau yang terletak di tengah samudera. Meskipun tidak satupun dari mereka berasal dari Amerika, beberapa spesies, terutama tikus rumah dan tikus hitam, telah tersebar ke seluruh dunia. Tikus menempati berbagai ekosistem dari hutan tropis hingga tundra. Terdapat pula spesies yang hidup sepenuhnya di dalam tanah (fossorial), di atas pepohonan (arboreal), dan semiakuatik, tetapi sebagian besar merupakan hewan terestrial (hidup di atas tanah).[2]

Makanan dan susunan gigi[sunting | sunting sumber]

Berbagai kebiasaan makan ditemukan pada tikus, mulai dari spesies herbivora dan omnivora hingga spesies yang hanya mengkonsumsi cacing tanah, spesies jamur, atau serangga air tertentu.[2] Kebanyakan genera mengkonsumsi bahan tumbuhan dan invertebrata kecil, tikus yang hidup di daerah subtropis sering menyimpan benih dan bahan tanaman lainnya untuk konsumsi musim dingin. Tikus memiliki mulut yang mengandung sciurognathous dan diastema.[3] Tikus tidak memiliki gigi taring dan gigi premolar. Tikus biasanya memiliki tiga geraham (meski terkadang ditemukan pula yang hanya memiliki satu atau dua geraham), dan sifat geraham bervariasi menurut genus dan kebiasaan makan.

Reproduksi[sunting | sunting sumber]

Beberapa spesies tikus merupakan hewan yang sangat sosial, namun ada pula yang soliter. Betina biasanya beranak beberapa kali setiap tahunnya. Di daerah yang hangat, perkawinan mungkin terjadi sepanjang tahun. Meskipun rata-rata usia hidup dari kebanyakan genera pada umumnya kurang dari dua tahun, tikus memiliki potensi reproduksi tinggi dan populasinya cenderung meningkat dengan cepat dan kemudian menurun secara drastis ketika sumber makanan telah habis. Ini sering terlihat dalam siklus tiga sampai empat tahun.[4]

Beberapa spesies[sunting | sunting sumber]

Celurut (shrew), yang sering disebut sebagai "tikus", sesungguhnya bukanlah termasuk golongan Rodentia (hewan pengerat), melainkan ordo Eulipotyphla (dulu hewan pemangsa serangga, insektivora).

Pengendalian[sunting | sunting sumber]

Beberapa spesies tikus dikenal sebagai hama tanaman yang cukup merugikan,[butuh rujukan] berikut beberapa cara pengendalian hama yang dikenal:

  • Umbi gadung merupakan tumbuhan yang efektif untuk mengendalikan hama tikus. Perlakuan rodentisida gadung blok dan beras yang dicampur ekstrak gadung lebih efektif dalam menarik tikus untuk mengonsumsi dibandingkan dengan umpan ekstrak gadung dengan konsentrasi 25%.[5]
  • Rempah-rempah juga efektif sebagai repelen pada tikus. Pada pengujian repelensi di arena, campuran dari cabai rawit merah, bawang putih dan merica merupakan repelen yang efektif untuk mengusir tikus, sedangkan untuk perlakuan di laboratorium bawang putih merupaka repelen yang paling efektif.[6]
  • Penggunaan perangkap untuk pengendalian tikus rumah pada habitat permukiman merupakan metode yang sederhana mudah untuk diaplikasikan dan aman serta tidak berisiko terhadap lingkungan.[7]
  • Memelihara jangkrik dapat dilakukan untuk mengusir tikus. Suara jangkrik akan sangat mengganggu pendengaran tikus, karena tikus tidak suka area ramai serta bising.[butuh rujukan]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]